You are currently viewing Kuliah Praktisi Epidemiologi Dasar Hadirkan Alumni sebagai Narasumber: Perkuat Pemahaman Mahasiswa terhadap Praktik Lapangan

Semarang, 11 Januari 2025 – Dalam rangka meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap penerapan ilmu epidemiologi di lapangan, Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) menyelenggarakan Kuliah Praktisi yang berlangsung di Ruang 411-413 Gedung Laboratorium Kesehatan Terpadu, lantai 4. Acara ini diikuti oleh 170 mahasiswa semester pertama yang sedang menempuh mata kuliah Epidemiologi Dasar.

Mengusung tema “Pelaksanaan Skrining, Surveilans, dan Penyelidikan Kejadian Luar Biasa dan Wabah di Puskesmas”, kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber alumni FKM Unimus yang kini berkiprah sebagai epidemiolog di beberapa Puskesmas di Kota Semarang. Mereka adalah Catra Asrika Nuswantara, SKM (Puskesmas Gayamsari), Meisty Lia Wahyuni, SKM (Puskesmas Kedungmundu), dan Winda Septy Tyasningrum, SKM (Puskesmas Kagok).

Acara dibuka secara resmi oleh Dekan FKM Unimus, Dr. Sayono, S.KM., M.Kes(Epid), yang dalam sambutannya menegaskan pentingnya mempertemukan mahasiswa dengan dunia kerja sejak dini. “Melalui kuliah praktisi ini, mahasiswa dapat melihat langsung bagaimana teori yang dipelajari di kelas diaplikasikan dalam praktik di lapangan,” ujar beliau. Dr. Sayono juga menekankan peran alumni dalam memperkuat proses pembelajaran di kampus sebagai bentuk kontribusi nyata kepada almamater.

Kuliah praktisi ini dipandu oleh Irfanul Chakim, Ph.D.Sc., dosen pengampu mata kuliah Epidemiologi Dasar. Para narasumber memaparkan tugas-tugas dan tantangan yang mereka hadapi dalam melaksanakan skrining kesehatan, melakukan surveilans penyakit, serta menangani kejadian luar biasa (KLB) dan wabah di wilayah kerja masing-masing.

Dalam pemaparannya, para praktisi menjelaskan pentingnya deteksi dini penyakit menular maupun tidak menular sebagai bagian dari upaya pencegahan sekunder. Selain itu, dijelaskan pula bagaimana surveilans kesehatan menjadi alat penting dalam mengidentifikasi potensi KLB dan mengambil langkah antisipatif. Bila KLB telah terjadi, para epidemiolog harus sigap melakukan penyelidikan epidemiologi guna menghentikan penyebaran penyakit secara efektif.

Antusiasme mahasiswa sangat terlihat selama kegiatan berlangsung. Banyak dari mereka yang mengajukan pertanyaan kritis dan berdiskusi aktif dengan para narasumber. Hal ini menunjukkan ketertarikan mereka terhadap dunia epidemiologi serta keinginan untuk lebih memahami peran seorang Sarjana Kesehatan Masyarakat di lapangan.

Kegiatan ini diharapkan menjadi momentum pembelajaran bermakna bagi mahasiswa serta memupuk semangat mereka untuk terus mendalami ilmu epidemiologi dan mengembangkan kompetensi sebagai calon tenaga kesehatan profesional di masa depan. (Agung/Meylida)

Leave a Reply